Skip to main content

Negeri Penyihir

Segala coretan yang mulai kehilangan makna,menjadi saksi atas turunya air mata di negeri yang besar ini.aku mencoba berteriak sekuat mungkin agar kau menoleh kebelakang,melihat kami yang tertatih,merangkak,mengemis dan menangis, tapi aku hanya mendapat lambaian tangan seolah semua ini akan baik baik saja. menjadi pilu dan tabu ketika keadilan menjadi barang guyonan. sisi yang mana hitam dan putih semakin tak ada bedanya. ketika situa menjadi saksi akan kehancuran sebuah warisan dan peradaban  hai...aku memanggilmu dalam bisu kegelapan,di lorong kecil tepian sungai dan sampah disinilah aku berlindung dari negerinya para penyihir. adakah pahlawan idaman dan bukan hanya sekedar impian. mataku semakin senja,tak hanya kulitku yang keriput tapi negeri dimana aku dibesarkan juga. aku hanya ingin melihat pelangi saat senja akan tenggelam seandainya saat aku masih menjadi mentari dan aku punya sedikit keberanian. semua telah berlalu dan kini hanya tinggal suara kecil mendayu dalam rintihan doa. Tubuku telah kurus hanya terbalut dengan kulit semata. harapan kuserahkan pada anak dan cucuku nanti. menjadi mentari yg memberi sinar untuk semua,berguru kepada lilin akan arti sebuah pengorbanan kecil dan rela hangus terbakar. selalu ada harapan begitulah saat sore ini aku melihat senja yang sudah sekian tahun aku merindukan pelangi saat senja.semua serasa menjadi tak mungkin terjadi. Selama nafas ini masih berhembus,aku percaya bahwa pelangi itu akan ada. kini harapan itu aku titipkan pada anak dan cucuku menjadi mentari dan memberi sinar pada semua.dan kelak mereka akan melihat pelangi saat senja telah tiba. Duhai negeri yang kucinta... puluhan tahun aku berdiri ditanah indah nan kaya ini. kini mataku telah sayu,tubuhku telah kurus dan hanya tulang yang terbalut kulit keriput. Jadilah mercusuar dunia...warna dan seharu bunga,berkibar dan terbang lebih tinggi. tak akan lama aku kan terbaring terkubur ditanah airku. kutinggalkan tongkat lima dasar yang harus selalu kau ingat dan kaulaksanakan. Duhai anak dan cucuku. berbahagialah jaga dan lindungilah tanah dimana kau dibesarkan. Dan kala senja sore ini aku berahap padamu kelak kau dan semua orang akan melihat pelangi dinegeri yang indah ini.


Comments

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Tawa Terakhir Joko Pinurbo Oleh: Hengky Dj

Sabtu sore waktu surabaya, maghrib mengambang diatas gedung sekolah dasar Klampis Ngasem 1, berisiknya suara kendaraan, lalu lalang membuat jalanan harus lebih dipenuhi dengan kesabaran. Melepas lelah dengan secangkir teh panas dan lantunan   musik Bosonova adalah cara laki-laki seperti kami mengusir segala keletihan yang membombardir tubuh. Pesan singkat dari Andri Kurniawan seorang guru sejarah yang gila akan sastra, membawa pesan duka bahwa Joko Pinurbo telah pulang dan selesai dengan puisinya. Iya… Untuk selamanya!. Kabar sedih teruntuk sastra Indonesia. Joko Pinurbo, si penyair dengan kreativitas melampaui batas, telah menghembuskan napas terakhirnya setelah melawan penyakit yang tak kalah kerasnya dari kepalanya yang selalu dipenuhi kata-kata indah. Ketika berita wafatnya Joko Pinurbo mencuat, dunia sastra Indonesia seakan kehilangan bintangnya yang selalu mampu membuat kata-kata berdansa seperti orang kesetanan di atas kertas kosong. Para penggemar sastra yang biasanya ten...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...