Skip to main content

Kisah Kucing Jalanan


Dalam pekat malam tangisan dan jerit membumbung
 mengisi dalam tiap gang-gang kecil di negeriku
para kucing hitam dan anaknya mengais tulang-tulang
pada  tong sampah dipingiran jalanan
langit negeri tak kuasa membendung air mata
bercampur bersama isap tangis kucing jalanan.
tak ada rumah dan  makan untuk mereka
karena keserakahan dan kekuasan sang singa
raja tak merasa dan membuka mata ia telan daging dn tulangnya
tanpa memperhatikan memperdulikan dan menyisahkan untuk mereka
Dalam hutan rimba siapa yg berkuasa pasti jadi juara
tak adil sungguh tak adil
bagimana singa bisa melihat sedangkan ia sibuk dengan tidur dan kemalasannya.
daun daun mereka makan
tubuh kurus kering, meronta sepanjang jalanan
harapan dan harapan yg selalu mereka nantikan
tangis langit bercampur gemuruh petir menyentak dan menakutkan
para kucing berteduh di kolom kolom jembatan  mereka ketakutan
Negeri yang kehilangan cita rasa dan makna
Benalu - benalu yang masih hidup dalam belantara
Praktik ketidkadilan membunuh nurani dan kepercayaan
Dalam gebyar selalu ada yg terlupakan
Yang  kecil meminta-minta ,terpasung dalam tirani kekuasaan
Bius janji berbayar akan kedustaan
Jangan kaget kala bangkai bangkai kucing tergeletak dijalanan
Kucing yang lain mencuri agar tak mati kelaparan .
Saat itu turun titah sang kuasa untuk menangkap dan memenjarakan
hanya tulang dijalanan yang dimakan mereka kehilanggan keadilan
Saat para tikus-tikus dengan rakus mencuri memakan justru mereka membebaskan.
Negeri yang terkikis termakan dan terampok oleh perompak kawakan
Jerit tangis luapan emosi namun tak didengarkan
Keadilan cuma  menjdai cerita agar rimba terlihat menakutkan dan untuk dipantaskan
Tidak,, itu hanya guraun tak untuk dipercayakan
Jangan salah bila kucing mencuri ikan
Karena ketidakpecusan untuk melihat kenyataan
Dewa keadilan,dewa kesejahteraan hanya mitologi yang fana
Hukum rimba  terpaksa mereka ciptakan hanya untuk protes dan bertahan
Biarlah kau menjadi raja dalam belantara dan  biarkan mereka menjadai penonton setia
Tapi ingat saat singa mencoba memakan para kucing-kucing itu jangan salahkan bila mereka mencakar,melawan  untuk meruntuhkan mahkota yang kau kenakkan.


Comments

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Tawa Terakhir Joko Pinurbo Oleh: Hengky Dj

Sabtu sore waktu surabaya, maghrib mengambang diatas gedung sekolah dasar Klampis Ngasem 1, berisiknya suara kendaraan, lalu lalang membuat jalanan harus lebih dipenuhi dengan kesabaran. Melepas lelah dengan secangkir teh panas dan lantunan   musik Bosonova adalah cara laki-laki seperti kami mengusir segala keletihan yang membombardir tubuh. Pesan singkat dari Andri Kurniawan seorang guru sejarah yang gila akan sastra, membawa pesan duka bahwa Joko Pinurbo telah pulang dan selesai dengan puisinya. Iya… Untuk selamanya!. Kabar sedih teruntuk sastra Indonesia. Joko Pinurbo, si penyair dengan kreativitas melampaui batas, telah menghembuskan napas terakhirnya setelah melawan penyakit yang tak kalah kerasnya dari kepalanya yang selalu dipenuhi kata-kata indah. Ketika berita wafatnya Joko Pinurbo mencuat, dunia sastra Indonesia seakan kehilangan bintangnya yang selalu mampu membuat kata-kata berdansa seperti orang kesetanan di atas kertas kosong. Para penggemar sastra yang biasanya ten...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...