Skip to main content

Eling–Eling Kereto Rupo Menungso

Surabaya. Selepas mengusir dahaga dengan es teh sayu-sayu terdengar lantunan sayir “ono tangis kelayung-layung tangise wong kang wedi mati “ lantunan singkat tembang jawa tersebut membawaku pada pelamunan amat dalam mengenai kehidupan” ya betapa amat mahalnya syair tersebut, sehingga sengaja membuat saya  menulis di blog ini agar syair tersebut tidak lenyap, kikis dimakan perubahan zaman.  Semoga bisa menjadi perenungan, pelajaran dan membuat kita untuk “ iling”. Berikut beberpa kumpulan syair (tembang) agar kita selalu ingat akan mati dalam versi jawa.

Eling-Eling Wong Urip Bakale Mati
Alohumma Sholli Wa Salim ‘Ala, Sayidina Wa Maulana Muhammadin
……
Eling-Eling Wong Urip Bakale Mati
Ojo Bungah Ono Dunyo Mulyo Mukti
Ngluru ‘Ilmu Lan Ngibadah Ingkang Yekti
Ngluru ‘Amal Wiwit Urip Tumeko Mati
Wajib Pasrah Wong Asor Maring Pengeran
Sarto Nderek Nabi Kang Dadi Pungkasan
Rukune Islam Iku Limang Perkoro
Ingkang Ndingin Ngucapaken Syahadat Loro
Kapindone Sholat Lima  Ojo Telat
Kaing Telu Wong Kang Sugih Aweh Zakat
Kaping Pate Puoso Wulan Ramadhan
Kaping Limo Munggah Haji Lamun Kuoso


Kelayung-kelayung
ono tangis kelayung-layung tangise wong kang wedi mati
gedungono kuncenono yen wis mati mongso wurungo
ditumpake kreto jowo, rodane rodo menungso
ditutupi ambyang-ambyang, disirami banyune kembang

duh gusti allah, kulo nyuwun pangapuro ning sayange wes ora ono guno
ditumpake kreto jowo, rodane rodo menungso ditutupi ambyang-ambyang, disirami banyune kembang.


Sholawat Jawa "Eling-Eling Siro Manungso" Lengkap dengan Arti Bahasa Indonesia

La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Eling-eling siro manungso (Ingatlah wahai manusia)
Elingono anggon mu sholat ngaji (ingatlah tempatmu sholat dan ngaji)
Mumpung durung katekanan (Selagi belum kedatangan)
Malaikat juru pati (Malaikat Pencabut Nyawa)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Panggilane Kang Moho Kuoso (Panggilan Tuhan Yang Maha Esa)
Gelem ora bakal di gowo (Mau tidak mau pasti dibawa)
Disalini sandangan putih (Di beri pakaian putih)
Yen wes budal ra biso muleh (Kalau sudah berangkat tidak bisa pulang)

La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Tumpakane kereto jowo (Dinaikkan kereta jenazah)
Roda papat rupo manungso (Roda empat berwajah manusia)
Jujugane omah guwo ( Menuju rumah berbentuk gua)
Tanpo bantal tanpo kloso (Tanpa bantal, tanpa alas)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Omahe ra ono lawange (Rumahnya tidak berpintu)
turu ijen ra ono kancane (Tidur sendiri tidak ada temannya)
Di tutupi anjang- anjang (Ditutup dengan papan - papan)
Diurug lan di siram kembang (Dikubur dan disiram bunga)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Tonggo-tonggo podo nyambang (Tetangga-tetangga berkunjung)
Tangise koyo wong nembang (Menangisnya seperti orang menyanyi)
Yen ngaji arang-arang  (Ketika ngaji arang-arang maksudnya sekarang ngaji besok tidak)
Pertondo imane kurang (Pertanda imannya kurang)
La ilaha illallah al malikul haqqul mubin Muhammadur rosulullah shodiqul wa'dil amin
Demikian kumpulan sayir dalam versi jawa, semoga bermanfaat dan membuat kita senantiasa ingat akan kematian dan membuat kita selalu dekat pada Rabb, semoga kiat termasuk dalam golongan ahli surga amin.



Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Tawa Terakhir Joko Pinurbo Oleh: Hengky Dj

Sabtu sore waktu surabaya, maghrib mengambang diatas gedung sekolah dasar Klampis Ngasem 1, berisiknya suara kendaraan, lalu lalang membuat jalanan harus lebih dipenuhi dengan kesabaran. Melepas lelah dengan secangkir teh panas dan lantunan   musik Bosonova adalah cara laki-laki seperti kami mengusir segala keletihan yang membombardir tubuh. Pesan singkat dari Andri Kurniawan seorang guru sejarah yang gila akan sastra, membawa pesan duka bahwa Joko Pinurbo telah pulang dan selesai dengan puisinya. Iya… Untuk selamanya!. Kabar sedih teruntuk sastra Indonesia. Joko Pinurbo, si penyair dengan kreativitas melampaui batas, telah menghembuskan napas terakhirnya setelah melawan penyakit yang tak kalah kerasnya dari kepalanya yang selalu dipenuhi kata-kata indah. Ketika berita wafatnya Joko Pinurbo mencuat, dunia sastra Indonesia seakan kehilangan bintangnya yang selalu mampu membuat kata-kata berdansa seperti orang kesetanan di atas kertas kosong. Para penggemar sastra yang biasanya ten...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...