Penulis Skenario : Hengky dj
PEMAIN SEBAGAI
1. Isnafarinda ( Ibu nanda )
2. Yunita ayu ( ibu ayu )
3. Marantika (
ibu negara )
4. Dian ( fitri )
5. Ines (
sarmi )
6. Wedha ( sinta )
7. Ruri ( maya )
8. Aulia ( asisten pengepul )
9. Lely (
penjual nasi )
10. Danik (
pengepul )
11. Tri siswati (
wati )
12. Dian anggraini ( ibu susi )
13. Nendra (
budi )
14. Yasin (
pak lurah )
15. Sigit (
presiden )
16. Hengky (
iwan )
NASJKAH
DRAMA
Sebagai pemulung dan
pengemis,diusia mudanya iwan dan wati juga ingin bisa bersekolah seperti yang
lainnya, tapi apa, kehidupan ini seolah
tak adil dan sangat keras bagi mereka
Iwan : Aku capek dengan semua ini.. Aku juga ingin
bisa menjadi orang kaya bisa kuliah seperti yang lainnya, tidak seperti kita yang
hanya membawa karung dan dan mengambil sampah-sampah..
Wati : Aku
juga ingin bisa seperti mereka wan.. Tapi kau tau sendiri kehidupan kita
ini seperti apa, kita hanya anak yatim
piatu, yang hidup dari sampah..entahlah sampai kapan kita bisa seperti ini..
Iwan : Orang
kere seperti kita ini hanya akan dipandang sampah..aku juga udah muak dengan
sikap pemerintah..katanya menjanjikan kesejahteraan tapi apa,,,ha ! ( sambil
membentak ) orang kere ya tetap kere.
Wati : Kau
benar... !..aku berfikir bahwa kadang
hidup ini tidak adil wan...aku juga pengen bisa memakai baju yang bagus tidak seperti kita ini..
Iwan : Aku mulai gak percaya lagi sama mereka ,,wat
!..
Wati
: Mereka siapa yang kau maksudkan ha ?
Iwan :
Ya pemerintah katanya mau mensejahterakan orang kayak kita ha,,,mana omong
kosong
Wati : Mereka
itu cuma bisa janji tapi gak ada
buktinya!, tau apa mereka soal kita,
orang kere ya tetap kere yang ada malah koruptor yang dipelihara
Iwan :
Sebetulnya kemana presiden kita?
Wati : Ha
..apa kau bilang presiden katamu ? ( sambil membentak ) kau masih mempercayai
mereka itu ada!
Iwan : Ya
terus gimana coba! Aku juga capek dengan
semua ini aku juga pengen presiden bisa melakukan sesuatu kepada seperti orang
kita ini
Wati :
Sudahlah...kau lupakan saja semua itu,
Iwan :
Mungkin kau benar orang kere seperti kita ini cuma bisa hidup dari sampah
Kemudian datanglah
Sarmi, dan Budi, Sarmi yang membaca puisi andai aku menjadi presiden Malah
dtertawakan oleh Budi dan apa yang dibaca oleh Sarmi adalah hal yeng terdengar
aneh
Sarmi : Hai
Bud,,lihat lihat aku punya puisi bagus,
aku beri judul andai aku menjadi presiden
Budi : Ha ha
apa kau bilang puisi apa aku tida percaya kau dapat membuat puisi.
Sarmi : Ayo
lah dengerin dulu ini ya aku bacakan !
Andai aku menjadi presiden
Mungkin hidupku tidak akan dipandang seperti sampah
Rumahku yang tak akan bocor
Dan tidurku’pun tidak beralaskan koran
Pakaian aku akan bagus dan harum
Dalam sebuah harapan kecil
Andai aku menjadi presiden
Budi
: Ha Ha Ha kau tak usah bermimpi terlalu
tinggi,,janganlah kau menjadi presiden terlalu berat itu untukmu.
Sarmi : loh
kan tidak maslah bud,,siapa tau lewat puisi ini kelak tuhan akan mennjadikan
aku sebagai presiden
Budi :
kau itu ngomong ngawur to sar,,,orang miskin kayakita ini yang hidup susah
ingin menjdai presidem kau jangan ngawur..
Sarmi : apa
salahnya to kalau aku ngomong begitu,,mbok aku ini di dukung di kasih semangat
begitu siapa tau nanti aku jadi presiden biar hidup kita tidak begini terus...
Budi : kau pikir aku tidak capek, aku juga capek hidup seperti ini terus... Sar! Aku juga ingin menjadi
orang kaya.
Sarmi :
kamu kok marah bud..malahan
Budi : tidak Sar. Aku tidak marah
Datanglah wati dan
iwan untuk mencari botol bekas atau sampah yang mungkin bisa mereka jual
Sarmi : eh
kalian...berdua gimana udah dapat banyak
Wati
: dapat banyak apanya...kau bisa lihat
sendiri kan
Sarmi :
kan aku Cuma tanya saja kenapa harus pakai nada kasar seh..
Budi :
aku haus apa kalian ada yang bawa minum
Iwan : ini
kalau kamu mau,,tadi aku nemu di jalan ya biasa orang orang masih setengah di
tinggal begitu saja ( sambil meyerahkan botol minuman)
Budi :
sudah tidak apa,,terimaksih wan...
Tiba tiba datanglah
tiga mahsiswa yang menghina iwan, wati, sarmi dan budi.namun ada satu dari
mahasiswa itu yang tidak suka dengan sikap
temannya yang berbicara seenaknya.
Fitri :
hari ini tumben panas banget ya.( sambil kipas –kipas )
maya :
kamu bawa minum gak,,kakiku capek mending kita istirahat saja dulu sebelum
balik ke kos
Shinta : ini
fit aku ada minum ( sambil mremberikan minuman kepada fitri ).
Fitri :
kenapa seh kita harus berhenti dan istirahat di tempat kotor kayak begini kotor dan bau tau
maya : ah
kakiku udah capek sekali..kamu emang mau gendong aku sampai kos.
Lalu datanglah iwan, wati budi dan sarmi untuk mencari
botol bekas
Maya : ih
siapa itu masih muda...kok jadi pemulung
seh,,mana kotor lagi
Fitri
: iya ya baunya juga gak
enak,,,lihat saja bajunya kaya sampah
begitu
Maya : ha
apa lihat lihat gak suka ya tu ambil
sampah (sambil melempar sampah )
Fitri : dasar orang
sama sampah tidak ada bedanya..
Sinta :
kenapa seh kalian bersikap begitu kepada mereka, harusnya kalian tidak boleh
begitu, mereka juga sama seperti kita.
Maya :
sama apanya mereka kotor dan bau jelas
bedalah dengan kita
Sinta :
tapi bagaimanapun kita tidak boleh menghina orang lain, itu sikap yang tidak
benar,
Maya :
masa bodoh....! Ngapain lihat –lihat tidak suka ,,ha ?
Wati :
jaga mulut kamu ya,,,kau uang saja masih minta pada orang tua saja sombong
Maya :
emang masalah buat loo..
Sarmi :
sudah wat,jangan dengarkan omongan mereka ,,
Maya :
dari pada kita disini bertemu orang kotor dan bau kita pegi saja yuk.
Budi :
kalau begitu aku pergi dulu siapa tau ditempat lain masih ada banyak botol yang
bisa aku ambil
Sarmi : aku
juga ikud kamu Bud
Kemudian setelah
ketiga mahasisiwa pergi, sarmi dan budi
ikut pergi juga namun tiba tiba setelah itu wati merasa lapar dan haus , baik
wati dan iwan pun tidak memiliki uang untuk membeli makananan atu minuman.
Wati : Wan aku lapar dan haus..
Iwan : kau sebaiknya bisa menahan sebentar,,kita
belum dapat uang sama sekali hari ini..
Wati :
tapi aku sudah gak kuat lagi Wan,, ( sambil mencari botol-botol dalam tong-tong
sampah.ia duduk dengan lemas sambil memegangi perutnya).
Iwan : kau
tidak apa- apa wat! ( dengan wajah ketakutan ). Aku antar kamu balik dulu, biar
nanti saya yang jual botol ini ke pengepul.
Kemudian datanglah
pengepul ke tempat pembuangan sampah untuk mencari pemulung, karena seharian
ini ditempatnya tidak mendapat setoran sama sekali, namun yang di jumpai
malah ibu –ibu yang sedang membuang
sampah
Pengepul
: heran masa hari ini tidak ada yang setor botol bekas sama sekali kemana saja
pemulung itu!
Asisten
: saya juga heran bos,,bisanya mereka pada mencari barang bekas dsini.
Pengepul :
mana coba yang ada hanya sampah doank ( sambil menendang botol bekas ), bisa
bisa kita tidak ada pemasukan kalau begini
Asisten :
sabar bos apa perlu saya mencari mereka..
Ibu nanda :
( sambil membuang sampah ) eh ibu ada apa kok tumben di tempat ini.
Ibu ayu :
sampah tiap hari menumpuk terus ( sambil membuang sampah )
Asisten :
eh ibu-ibu kalian lihat pemulung yang biasanya mangkal disini kah ?
Ibu nanda :
wah saya gak lihat mbak ada emangnya ?
Asisten :
bos saya ini lo belum mendapat setoran sama sekali,,makanya bos sampai mencari kemari
Ibu ayu :
wah kebetulan saya punya kardus bekas sama botol mbak dirumah,,bentar ya saya ambil ( masuk kerumah sambil mengambil
kardus sama botol bekas )
Ibu nanda
: saya juga punya mbak,,saya ambil dulu ya
Asisten :
iya buk cepetan saya tunggu
Ibu ayu
: ini mbak ( sambil menyerahkan botol bekas dan kaerdus ) untung ketemu sama
mbak jadi gak numpuk dirumah
Ibu nanda :
ini mbak ( sambil menyerahkan botol bekas) banyak kan !
Asisten : ah Cuma segini saja to buk ( sambil
mengangat botol dan kardus),,bos silahakan mau di beli berapa ?
Pengepul
: ini untuk kalian berdua ( sambil menyerahkan uang sepuluh ribu )
Ibu nanda
: wah buk masa Cuma di kasih sepuluh ribu.,,bbm naik buk beras ya naik mana
cukup kalau segini.
Ibu ayu :
ya buk masa Cuma dapat ini..seh..
Pengepul :
mau gak kalau gak mau ya sudah saya ambil kembali..
Ibu nanda :
iya udah buk terimaksih..saya balik dulu kapan – kapan kesini lagi
Kemudian datanglah iwan dan bertemu ibu pengepul
Iwan :
kebetulan saya bertemu ibu saya mau jual botol buk tapi saya Cuma dapat segini
( sambil menyerahkan karung yang berisi botol )
Asisten :
apaan Cuma segini ( sambil mengangat sambil karung kemudian menjatuhkan )
Iwan :
maaf buk saya tadi buru – buru soalnya teman saya lagi lapar ,,
Asisten :
berapa bos ?
Pengepul :
Ini sambil menyerahkan uang lima ribu
rupiah.
Iwan :
buk Cuma segini ?Saya mohon buk tambahi lagi lah teman saya sedang kelaparan
dan saya tidak punya uang.
Pengepul :
itu bukan urusan saya,kamu bisa lihat sendiri berapa banyak yang kamu bawa, ya
sudah kalau gak mau !.
Iwan :
terimaksih buk.
Setelah itu iwan
bingung harus membeli apa dengan uang lima ribu dan tiba – tiba datang ibu- ibu
penjual nasi bungkus
Ibu penjual : nasi – nasi ayo silahkan di beli, mas
nasi ?
Iwan : beli satu bungkus buk, sama
minumnya
Penjual : tambah apa lagi mas
Iwan :
sudah buk, berapa semuanya?
Penjual :
makan sama minumnya enam ribu nak
Iwan :
hmm buk maaf tapi saya Cuma punya uang lima ribu kurang seribu
Penjual :
iya nak udah tidak apa – apa,
Iwan :
terimaksih buk kalau begitu saya permisi dulu ( sambil pergi)
Kemudian iwan segera menuju ke tempat wati berada,
dilain sisi wati sudah menunggu iwan.
Wati :
wan.. Kamu dimana aku udah gak kuat wan , ( sambil bersandar di kursi.)
Iwan :
wat ini aku bawakan makanan untukmu ayo kamu makan
Wati :aku
udah gak kuat wan..
Iwan :
aku suapin ya wat ( sambil menyuapi wati )
Wati :
terimaksih wan,,,
Iwan :
ya sudah kalau begitu kita istirahat dulu ( sambil berlalu masuk kedalam)
Lalu datanglah
kunjungan presiden dengan ibu negara untuk meninjau lingkungan yang kumuh
khusunya di daerah yang di jadikan tempat pembuangan sampah dan juga tempat
tinggal
Pak lurah :
disinilah pak warga membuang sampah dan
disini juga bisanya pemulung yang masih muda mencari sampah yang masih bisa
dijual
Ibu negara : pak tempatnya sangat kotor sekali
kasihan warga yang tinggal disini.
Presiden :
iya saya tau buk,,tempat ini harus segera dibangun rumah susun agar tidak kumuh
seperti ini, tidak seperti ini kasihan
rakyat yang tinggal disini
Lurah :
saya sudah memperingati warga disini pak untuk tidak membuang sampah
sembarangan tapi tetap saja masih ada yang melanggar
Presiden :
seharusnya bapak harus bisa lebih tegas bila perlu adanya sanksi agar orang
tidak bisa berbuat seenaknya, ya di contoh saya ini...
Ibu negara :
sebaiknya kita panggil warga saja pak, biar kita kasih penjelasan langsung.
Pak lurah : ya sudah kalau begitu saya panggil
warga yang tinggal di daerah sini
Presiden ya sudah cepet kau panggil sana
Kemudian datanglah
warga dan bertemu dengan presiden...
Warga : ada apa ini kok kita di panggil
kesini ..
Pak lurah :sudah
sudah ayo duduk semua, pak presiden mau bicara dengan kalian.
Ibu Nur :
wah senengnya aku bisa ketemu dengan pak presiden.
Pak Lurah :
silahkan pak, untuk bicara langsung dengan warga disini
Presiden :
saya sengaja untuk melihat secara langsung kondisi lingkungan disini dan setelah
saya melihat secara langsung jujur saya kecewa.
Ibu Nur :
loh emangnya kenapa pak,, kita kan gak melakukan apa apa..benarkan ibu ibu ? (
sambil melihat ke ibu- ibu)
Warga : betul,,itu,,,
Presiden :
lihat sampah disini,,,semua membuang dengan seenaknya saja,,justru ini akan
menjadi sumber dari masalah,,
Ibu wulan : terus kita mau membuang dimana lagi pak Cuma disini saja tempatnya,
Presiden :
kan kalian bisa bicara dengan pak lurah,untuk mengatasi semua masalah ini
Ibu susi : saya sudah pernah bicara dengan
pak lurah pak tapi ya sama saja tidak ada hasilnya.
Pak Lurah :
loh loh kata siapa gak ada hasilnya ini bukti tong sampah besar yang ada disana
itu,,,siapa yang membelikan aku kan ( sambil menunjuk tong sampah)
Ibu Negara :
Sudah jadi begini semuanya selain rencana kunjungan kami kemari, kami juga ada
info kepada kalian semua,,kalau bawasannya di temapat sini rencanaya mau
didirikn kompleks rumah susun,
Ibu Susi : wah kalau saya sangat setuju pak
biar lingkungan ini gak kumuh
Ibu Ayu :
kalau saya dan warga yang lain setuju saja,, asal jangan Cuma dibangun rumah
susun saja
Presiden :
loh. Kalian ini tidak tau,,kan saya punya progam ini lo,,kartu indonesia sehat
dan karttu indonesia pintar ( sambil menunjukan kartu )
Ibu nanda.. :
loh buktinya warga disini belum mendapatkan semua
Presiden :
pak lurah .bagaimana mungkin padahal kartu nya sudah berikan kepada bapak,,,kok
bisa- bisanya warga disini belum dapat.
Pak Lurah :
hmm itu anu pak anu,,,kartunya udah saya terima tapi untuk di daerah sini masih
belum kebagian.
Presiden :
loh ya...harusnya kamu sebagai lurah itu tanggap seperti saya ini.cepat dalam
mengatasi masalah tanpa maalah
Iwan :
sebentar pak, kalau lahan ini mau dibangun rumah susun, terus orang seperti
saya ini, mau dapat uang dari mana ?Wong saya cari uangnya disini.
Presiden :
tenang saja,,itu bisa diatur saya akan usulkan kepada kementerian sosial untuk
megatasi hal tersebut.
Ibu Nur :
kamu ini diam saja ,, kita ini mau di bangunkan rumah harusnya kamu itu senang
jangan banyak protes.
Ibu Negara :ya
sudah pak, kalau begitu kita pulang saja,
Presiden :
pak lurah ini ada sedikit uang setelah ini kamu bagikan rata ke warga.( sambil
memeberikan uang kepada pak lurah
).kalau begitu saya balik dulu
Warga :(
bersalaman dengan presiden )
Pak lurah :
ini tadi pak presiden menyuruh saya untuk membagikan uang kepada kalian
Ibu Nur : wah mana mana pak
lurah,
Pak Lurah :
ini untuk kamu ( sambil menyerahkan uang lima puluh ribuan kepada warga
lainnya)
Ibu Nur :
loh pak,,kok Cuma segini itu di tangan bapak masih sisa banyak.
Pak lurah :
kalau ini untuk kepentingan desa,,jadi biar saya dulu yang bawa.
Ibu Nur :
walah paling paling buat kepentingan yang gak jelas,
Pak Lurah :
kamu ngomong apa ?,,kalau tidak tau urusan itu diam saja.sudah bubar semua saya
juga mau ada urusan keluar,
Akhirnya setelah ibu- ibu dan pak lurah pergi dan tinggal lah
iwan, wati, sarmi dan budi di tempat,
Wati :
kau ingat yang dikatakan pak presiden tadi, paling Cuma hanya janji,, aku sudah
tidak percaya lagi dengan semua itu
Iwan :kalau
kamu gak percaya,, terus kita mau apa coba?... Mencari pemimpin itu susah,,di
tingkat desa sekalipun itu susah,, uang lima puluh ini buktinya,,
Sarmi :
bagaimanapun pemimpin kita, setidaknya kita harus bisa menaati nya,,aku juga
ingin seperti mereka
Budi :
kau itu selalu ngawur terus ,,salah kok di taati,
Wati :
ya sudah yuk kita pulang saja,
Akhirnya mereka semua akan pulang, saat itu wati
menemukan bendera merah putih yang telah kusut di tong sampah,
Wati :
hai lihat ...( sambil mengangat bendera dari dalam tong sampah )
Iwan :
Apalagi wat..
Wati :
ini aku nemu bendera,, kita dirikan lagi ya,,( Sambil mendirikan bendera)
Sarmi :
bagaimanapun parahnya negeriku
Budi :
tetaplah selalu ada harapan baru
Wati :bagaimapun kita adalah anak indonesia
Iwan :
dan kita bangga jadi anak indonesia.
Kemudian mereka
berempat memberi hormat pada bendera tersebut dan kembali pulang.
PENUTUPAN
Semua membaca puisi
bersama
Musik
/ instrument : Tanah Airku
SUARA
SIKECIL DARI SUDUT NEGERIKU
Langit negeriku
perlahan mulai mendung
Perlahan gerimis
membasahi kami
Tak ada tempat berteduh untuk kami
Kami yang tak punya
atap yang cukup kuat
Untuk berlindung dari segala panas dan hujan kesengsaraan
Para dewa yang berjas
hitam tak mau melihat dan mengerti kami
yang kecil
Payung yang bernama
keadilan dan kebenaran
Perlahan mulai
terkikis dinegeri yang kata orang adil luhur ini
Kami rindu kami ingin
bertemu dengan janji itu
Janji yang dulu
terasa manis saat kau butuh suara kami
Pinta dan harap kami
seperti nyanyian doa
Entah kenapa, entah
salah siapa, kisah sedih masih menjadi judul cerita di negeriku ini
Saat kami berdiri
dilautan ilmu bumi pendidikan kota pahlawan
Kami bisa melihat
dengan jelas keramaian dan keindahan kota
Namun terselip pula
rintihan suara mereka yang tinggal dipinggiran jalan
Jeritan mereka yang lapar
akan kesejahteraan
Adik-adiku yang belum bisa meminum manisnya madu pendidikan
Mereka yang mengemis
keadilan justru ketidakadilan yang mereka dapatkan
Inilah negeriku kawan
dengan sejuta cerita senyum,dan air mata
Kini ada sebuah
harapan yang mereka janjikan untuk perubahan
Iya, kami harap awan hitam di negeri ini kan berganti
dengan warna pelangi
Kami tak mampu
memberi sesuatu yang berarti
Tapi kami titipkan
kepercayaan,harapan,padamu wahai pemimpinku saat ini
Dikota pahlawan bumi pendidikan kami berdansa
dengan jeritan hati dan bahasa
Dari kami untuk semua, kami bangga jadi anak
indonesia
👏
ReplyDeletejosss
ReplyDelete