Skip to main content

AKU HANYALAH LAKON

Terkadang dunia ini begitu indah hingga segala apa yang ada rasanya ingin dimiliki harta, tahta ya bahkan tak jarang untuk memperoleh semua itu kebaikan dan kuburukan  sudah tidak ada bedanya lagi, terkadang juga diri ingin bersembunyi dari dunia ini, takut ada sesuatu yang akan hilang dari segala keramaian yang ada, tapi dunia ini  menjadi ladang bagiku untuk bekal saat aku kembali ketempat dimana bahwa  kebenaran yang telah dijanjikanNya itu  nyata. Aku hanyalah lakon dalam kehidupan ini, dan sang tunggal adalah dalang  dalam kehidupanku, segala cinta dan kasihNya begitu indah jiwa tak ingin dunia ini menjadi noda dan menguasaiku,
Bagi kehidupanku
Aku melihat senja telah mengambang di ufuk sana
Pastilah fajar yang terbit pun kan tenggelam
Selesai sudah  lakon dalam panggung kehidupan
Dalang telah menaruh dalam peti kematian
jika nanti badan  tiada
masikah jiwa kembali dalam suci
seperti kain yang menutupi
tak selamanya daku terbang
saat angin telah tiada dan tali telah putus
tak ada lagi hak buatku untuk mengangkasa
sudah tiba waktunya kembali pulang

Aku adalah hamba yang bernama manusia dimana kemudian orang memanggilku dengan sebutan atas nama yang mereka kenal, dua puluh tahun yang lalu aku terlahir didunia ini, dan mata itu mulai melihat indah dan terangnya cahaya, waktu membawaku menegenal dua sosok malaikat yang begitu welas asih kata orang merekalah tuhan yang nampak, iya mereka adalah orang tuaku bapak dan ibuku kasih yang tak ada putus, pemberian begitu tulus, dalam kehidupanku aku sangt mencintaimu ibu dan bapakku.
Kasih sayang

Sore ini aku kembali menatap potret di dinding
Wajah yang tak asing
Senyum tulus dan kasih
Cahaya yang tak akan pernah padam
Jika telah tiada masihkah tegarku sepertimu
Jika telah tiada masihkah aku selembut kasih sayangmu
Ajari aku kesabaran dan welas asih sepertimu
Aku tak suka melihat uban itu
Ibu inginku tidur dipangkuanmu
Katakan pada tuhan aku ingin tangan halus ini terus mengelusku
Ibu disini surga terindahku
tetaplah disini sampai rambut dan kulitku sepertimu
Bapak sudah cukup kini waktunya aku
keringat dan senyum itu kau menipuku dibalik semua kelelahan
kau katakan Nak aku baik-baik saja
tuhan cahayaku telah berubah menjadi senja
Aku mencintaimu surga dunia dan akhiratku             

Comments

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...

Eling–Eling Kereto Rupo Menungso

Surabaya. Selepas mengusir dahaga dengan es teh sayu-sayu terdengar lantunan sayir “ ono tangis kelayung-layung  tangise wong kang wedi mati  “  lantunan singkat tembang jawa tersebut membawaku pada pelamunan amat dalam mengenai kehidupan” ya betapa amat mahalnya syair tersebut, sehingga sengaja membuat saya  menulis di blog ini agar syair tersebut tidak lenyap, kikis dimakan perubahan zaman.  Semoga bisa menjadi perenungan, pelajaran dan membuat kita untuk “  iling”. Berikut beberpa kumpulan syair (tembang) agar kita selalu ingat akan mati dalam versi jawa. Eling-Eling Wong Urip Bakale Mati Alohumma Sholli Wa Salim ‘Ala, Sayidina Wa Maulana Muhammadin …… Eling-Eling Wong Urip Bakale Mati Ojo Bungah Ono Dunyo Mulyo Mukti Ngluru ‘Ilmu Lan Ngibadah Ingkang Yekti Ngluru ‘Amal Wiwit Urip Tumeko Mati Wajib Pasrah Wong Asor Maring Pengeran Sarto Nderek Nabi Kang Dadi Pungkasan Rukune Islam Iku Limang Perkoro Ingkang Ndingin Ngucapaken Syahadat L...