Skip to main content

C-19 (Menembus Batas Kewajaran)

     


      Bahwa amin yang terbuat dari iman menjadikan kau merasa aman, Dua tahun berlalu dan itu yang selalu aku percayai bahwa semua akan baik-baik saja, Iya untuk hari ini, besok dan seterusnya. 

Dunia masih berbenah atau mungkin dunia sedang di tata ulang kembali.? " Entahlah.

     Pasca Covid menjadi sebuah pandemi yang menakutkan, ia seperti monster kraken dalam serial film "Pirates of the Caribbean" atau membuat hari-harimu seperti masuk dalam nuansa film final destination, Mengerikan!  berharap semua hanya seperti mimpi di siang bolong. 

Ada sesuatu hal yang menarik  dari balada pandemi ini bagaiamana  data per 4 april 2021, dari JHU CSSE COVID-19 DataOur World in Data menunjukan  angka :

Total kasus

136 jt

Sembuh

77,2 jt


Meninggal dunia

2,93 jt

      Ya, Kita masih manusia biasa, kaki kita masih menginjak tanah, tidak kurang ataupun lebih "membuatku merinding dan ingat Joko pinurbo bertutur dalam pusinya Ketika akhirnya matamu mati Kita sudah menjadi kalimat tunggal Yang ingin tinggal Dan berharap tak ada yang bakal tanggalBerbagai histori telah membumbui perjalanan kita beriringan dengan covid, mulai dari munculnya konsipirasi, tentang 3M, ada atau tidaknya covid 19, berbagai sendi ekonomi macet, ini terasa menyebalkan bukan? kau pasti merindukan bagaimana kau bisa menatap, berjabat tangan, mencium, memeluk seperti sebelumnya, Dunia masih tidak baik-baik saja.

      Hilal akan segera muncul semua sorak dan penantian tumpah di bulan april, Marhaban ya ramadhan, semoga keberkahan bulan ini akan menjadi penawar atas segala polemik, menyembuhkan bagi siapapun yang sakit, menjadi penawar pilu bagi hati yang lara, menjadi pengobat bagi siapapun insan manusia, dan itulah sebabnya mengapa di setiap akhir Doa selalu ada kata amin.

    April 2021, di kota pahlawan aku menatap megahnya sinar mercurry, walaupun kenyataanya semua tak semanis es teh yang kuminum. Sudah sampai sini, sejauh sejauh ini, kita telah menembus batas kewajaran.

"Panjang umur untuk semua, semoga seuatau saat kita bisa tertawa lepas sambil menikmati kopi di Malioborro." 

 

 

 

 

 

 


Comments

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Tawa Terakhir Joko Pinurbo Oleh: Hengky Dj

Sabtu sore waktu surabaya, maghrib mengambang diatas gedung sekolah dasar Klampis Ngasem 1, berisiknya suara kendaraan, lalu lalang membuat jalanan harus lebih dipenuhi dengan kesabaran. Melepas lelah dengan secangkir teh panas dan lantunan   musik Bosonova adalah cara laki-laki seperti kami mengusir segala keletihan yang membombardir tubuh. Pesan singkat dari Andri Kurniawan seorang guru sejarah yang gila akan sastra, membawa pesan duka bahwa Joko Pinurbo telah pulang dan selesai dengan puisinya. Iya… Untuk selamanya!. Kabar sedih teruntuk sastra Indonesia. Joko Pinurbo, si penyair dengan kreativitas melampaui batas, telah menghembuskan napas terakhirnya setelah melawan penyakit yang tak kalah kerasnya dari kepalanya yang selalu dipenuhi kata-kata indah. Ketika berita wafatnya Joko Pinurbo mencuat, dunia sastra Indonesia seakan kehilangan bintangnya yang selalu mampu membuat kata-kata berdansa seperti orang kesetanan di atas kertas kosong. Para penggemar sastra yang biasanya ten...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...