Jumat malam yang aduhai karena esok adalah hari sabtu waktu yang biasa aku gunakan untuk bagun pagi dan bermalas-malasan, kebetulan tidak ada jadwal piket sekolah, malam itu melepas lelah dengan secangir kopi dan mematik seputung rokok bercengkrama dengan anak-anak warkop yang makin malam semkain tidak jelas. Kurasa cara menikmati akhir pekan dengan begitu manis.
Lagi asyik kami berdebat menuju 2024, tiba-tiba hp ku
menirima pesan aku lihat dari notif dari kepala sekolah, Ibu Rini wulandari,
tak selang lama beliau menelepon” pak besok datang ke acara sosialisai
penguatan pendidikan karakter (PPK). Pukul 09.00 di Bg-Junction. “ Ada apa lagi
ini” batinku” tanpa berfikir panjang aku hanya menjawab” Inggih”. Kopi masih
mengepulkan asapnya ku minum dr cawan” menatap langit langit atap warung yang
usang” Andai hidup se asyik seperti orang pertama menyeduh kopi, seruku pelan!
Pagi pukul 06.00 alarm berbunyi seperti omelan
emak-emak ke anaknya. hanya membangunkanku untuk mematikannya kembali aku
menarik selimut dan mencoba tdur kembali, sialnya pukul 08.30 aku baru bagun
waktu yang begitu mepet untuk persiapan ke acara dengan kecepatan cahaya aku
mandi dan bersipa tak lupa mekamkai parfum.
Sepagi itu aku meluncur sepanjang jalan merr yang masih
padat mmebuatu semakin terburu-buru.. jam menunjukan pukul 08.55 wib, hp
berdering bu Rini meneleponku dan mengingatkan acara akan dimulai pukul 09.00
wib, sudah mau bun..! sampai seruku !.. motor aku pacu dengan kekuatan seribu
kuda..
Pukul 09.15 Sampailah aku di Bg-Junction kuparkir motor
dengan raut wajah bingung “ asem ning
ndi maneh iki” ! tak lama ada mas-mas yang bertanya kepadaku “Mas acara PPK
juga? Wah kebetulan jawabku , akhirnya kami berdua bersama berjalan menysuri
lobi dan diarahkan satpam untuk naik ke lantai empat,
Setelah melakukan registrasi dan presensi aku masuk ke
studio 4 dan sudah terpampang jelas di layar bioskop bahwa aku akan menonton
film” Tegar”. Apakah film ini seseru marvel, horor kkn desa penari tentu tidak
ini adalah film mengenai penguatan karakter.
Oke sedikit mengenai film tegar. adalah
film drama Indonesia tahun 2022 yang disutradarai Anggi Frisca dengan naskah
yang juga ditulis oleh Anggi bersama Alim Sudio. Film ini dibintangi oleh M.
Aldifi Tegarajasa sebagai Tegar, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun yang
menyandang disabilitas fisik. Film
Tegar digarap oleh Anggi Frisca yang berperan sebagai penulis skenario
sekaligus sutradara. Film ini diproduksi tahun 2022 oleh Rumah produksi Aksa
Bumi Langit dan Citra Sinema.
Film ini mengisahkan tentang perjuangan dan
semangat seorang anak disabilitas dalam menjalani hidup. Tegar lahir tanpa
lengan dan sebelah kaki. Kondisinya ini menyebabkan kedua orang tuanya tidak
memberi kasih sayang yang cukup padanya. Film Tegar berkisah tentang perjuangan seorang anak
penyandang disabilitas untuk bisa sekolah. Lahir dari keluarga kaya, Satria
Tegar Kayana kurang mendapat perhatian dari ibunya. Ayahnya sendiri sudah
meninggalkan Tegar. Dalam keseharian Tegar selalu ditemani kakek dan
pengasuhnya.Mama Tegar selalu mencegah Tegar bergaul dengan orang banyak karena
khawatir ia akan mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan karena kondisi
tubuhnya.Pada hari ulang tahunnya yang ke sepuluh Tegar meminta hadiah pada
kakeknya agar diperbolehkan sekolah. Kakek Tegar menyanggupinya. Hanya
sayangnya takdir berkata lain ketika tiba-tiba kakeknya meninggal.
Suatu ketika
mama Tegar harus meninggalkan Tegar selama satu Minggu karena ada urusan
pekerjaan. Bertepatan dengan itu pengasuh Tegar mendapatkan kabar bahwa ibunya
sakit sehingga diam- diam meninggalkan Tegar. Sepeninggal keduanya Tegar
banyak belajar tentang mengurus diri sendiri. Hingga suatu saat ketika ia
merasa bosan karena tidak punya teman, Tegar meninggalkan rumah.Dalam
perjalanannya lari dari rumah, Tegar bertemu dengan Pak Akbar yang juga
penyandang disabilitas. Melalui Pak Akbar dan Imam anak Pak Akbar, Tegar menemukan
apa yang dicari selama ini yaitu mempunyai teman dan bisa bersekolah.
Ada banyak
pelajaran yang bisa diambil dari film Tegar ini, di antaranya adalah :
1.
Mensyukuri
keadaan, jangan mudah mengeluh. Jika ada kekurangan dalam diri kita,
pasti Allah memberikan kelebihan lain pada diri kita. Seperti yang digambarkan
dalam film ini, meski penyandang disabilitas Tegar memiliki kemampuan yang
bagus dalam melukis.
2.
Melalui
film ini juga didapatkan pelajaran bahwa anak disabilitas mempunyai keinginan
yang sama dengan anak- anak yang lain. Mereka ingin bermain sambil merasakan
kegembiraan, keceriaan dan kesenangan berkumpul dengan teman-temannya
Film yang sarat
pesan sekaligus mengharukan. Melalui film ini kita diajak memahami bahwa
hakekatnya setiap orang dilahirkan berbeda. Adalah penting memahami kelebihan
dan kekurangan masing- masing agar hidup terasa lebih indah dan harmonis.
Salam Edukasi
..:)
Comments
Post a Comment