(Foto:Hengky dj: Kegiatan pembelajaran dengan siswa berkebutuhan khusus)
Ya..Aku
dititipi banyak oleh orang tuaku, guru, dan dosenku dari yang pentig sampai
konyol.. kamu juga begitu, kan?.. jumlahnya tak terhitung” bukankah ini sudah
saatnya untuk kita? Untuk berubah dari yang dititipi jadi yang menitipkan
sesuatu memang merepotkan, tapi kita tidak terus begini..’’ suatu saat, kau
juga akan jadi yang mentraktir, dan di panggil guru, Pak atau Ibu,
kita juga tidak bisa terus jadi anak-anak, kalau ingin jadi keren seperti
mereka.
Aku telah mencapai sebuah kesimpulan yang menakutkan bahwa aku adalah unsur penentu di dalam kelas. Pendekatan pribadikulah yang menciptkan iklimnya. Suasana hatikulah yang membuat cuacanya. Sebagai seorang guru aku memiliki kekuatan yang sangat besar untuk membuat hidup seseorang menderita atau gembira. Aku bisa menjadi alat penyiksa atau alat pemberi ilham. Aku bisa mempermalukan atau bercanda, melukai atau menyembuhkan. Dalam semua situasi, reaksikulah yang menentukan apakah sebuah krisis akan memuncak atau mereda dan apakah seseorang akan di perlakukan sesuai kodrat nya atau tidak.
Yaa, aku melihat mereka anak-anak
sama indahnya seperti matahari terbenam jika aku bisa membiarkan
mereka jadi diri sendiri. Aku tidak mencoba mengatur matahari terbenam; aku
melihatnya penuh kekaguman, dan aku paling menyukai diriku ketika aku mengagumi
terbentangnya sebuah kehidupan.
Hubungan antara guru dan murid
adalah salah satu yang paling penting dalam pembelajaran dan perkembangan
seseorang. Hubungan ini merupakan fondasi dari proses pendidikan yang efektif
dan bermakna. Narasi berikut ini akan menjelaskan berbagai aspek penting dalam
hubungan guru dan murid.
Di sebuah sekolah, hubungan guru
dan murid adalah seperti tautan emas dalam dunia pendidikan. Guru adalah
pemandu yang memberikan pengetahuan, membimbing, dan memberi inspirasi kepada
murid-muridnya. Mereka bukan hanya sumber informasi, tetapi juga figur panutan
yang membantu dalam perkembangan karakter dan pemahaman dunia.
Sebagai seorang figur
otoritatif, guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar
yang aman, mendukung, dan merangsang. Mereka harus mampu memahami kebutuhan
individual setiap murid, mengenali potensi mereka, dan memberikan bimbingan yang
sesuai. Dengan membangun hubungan yang positif dan mendukung, guru dapat
membantu murid-murid meraih prestasi terbaik mereka.
Sementara itu, murid juga
memiliki peran penting dalam hubungan ini. Mereka harus membuka diri untuk
belajar, bertanya, dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Kesungguhan mereka untuk mengatasi kesulitan, mengembangkan keterampilan, dan
berusaha keras adalah kunci kesuksesan. Murid juga harus menghormati guru
sebagai figur yang memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Hubungan guru dan murid juga
memerlukan komunikasi yang efektif. Guru harus mendengarkan dengan teliti untuk
memahami kebutuhan dan perasaan murid, sementara murid harus merasa nyaman
untuk berbicara dengan guru mengenai masalah mereka. Dengan komunikasi yang
baik, guru dapat memberikan bimbingan yang lebih baik dan murid dapat
mengungkapkan ketidakpahaman mereka tanpa takut dicemooh atau dihakimi.
Selain itu, dalam hubungan ini
terdapat unsur kepercayaan yang sangat penting. Murid harus percaya pada
kejujuran dan tujuan baik guru dalam memberikan penilaian dan umpan balik.
Kepercayaan ini menciptakan lingkungan di mana murid merasa didukung dalam perjalanan
mereka menuju pengetahuan dan pertumbuhan pribadi.
Dalam sebuah narasi tentang
hubungan guru dan murid, tidak boleh dilupakan peran orangtua dalam mendukung
proses pendidikan. Mereka adalah mitra guru dalam mengawasi perkembangan
anak-anak mereka. Dalam kolaborasi dengan guru, orangtua dapat memastikan bahwa
anak-anak mendapatkan dukungan yang konsisten baik di sekolah maupun di rumah
Hubungan guru dan murid adalah
fondasi pendidikan yang berhasil. Ketika kedua belah pihak berusaha untuk
menciptakan hubungan yang positif, saling mendukung, dan berorientasi pada
pertumbuhan, proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Semakin kuat hubungan
ini, semakin besar potensi murid untuk meraih sukses dalam pendidikan dan
kehidupan mereka.
Sebelum saya menutup tulisan ini
untuk para siswa dan siswi
“Jika Cobaan sepanjang Sungai, maka Kesabaran itu
seluas Samudra. Jika Harapan sejauh Hamparan Mata memandang, maka Tekad mesti
seluas Angkasa membentang. Jika Pengorbanan sebesar Bumi, maka Keikhlasan harus
seluas Jagad Raya”.
Comments
Post a Comment