Skip to main content

Menyelami Dahsyatnya Syair Abu Nawas


Tuhan kekasih
Sungguh tidak ada kepantasan sedikitpun padaku
Untuk Engkau gabungkan bersama para ahli-ahli surga-Mu
Namun sungguh aku tidak akan kuat untuk Engkau campakkan kedalam dahsyatnya api neraka-Mu
Maka tumbuhkanlah, Maka tumbuhkanlah..
Kesadaran untuk bertaubat
Kemudian ampunilah dosa-dosaku
Karena hanya Engkau Maha Pengampun segala dosa yang besar
Dosaku bertumpuk seperti hamparan pasir di pantai
Anugerahilah aku, Taubat
Wahai Yang Maha Perkasa
Umurku Umurku berkurang berkurang setiap hari setiap malam
Sedangkan dosaku bertumpuk-tumpuk semakin bertambah
Sampai aku tidak tahu lagi bagaimana untuk membersihkannya
Kekasih, hambamu yang penuh maksiat ini datang mengetuk pintu rumahmu
Bersimpuh bersujud mengakui segala dosa
Dengan hati yang memanggil-manggil ampunan-Mu
Kekasih apabila Engkau ampuni
Maka memang hanya Engkau-lah Yang Maha Pengampun
Tetapi kalau Engkau usir aku
Tetapi kalau Engkau tolak dan campakkan aku
Kiranya kepada siapa lagi, kami, aku, kami semua
Akan bisa berharap, Akan bisa berharap
اِلَهِيْ لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
Ilaahii lastu lil firdausi ahlaan - Wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi
Wahai Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka Jahim
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْمِ
Fa hablii taubatan waghfir zunuubii Fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi
Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
Dzunuubii mitslu a’daadir rimaali Fa hablii taubatan yaa dzaaljalaali
Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
وَعُمْرِيْ نَاقِصٌ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
Wa ‘umrii naaqishun fii kulli yaumi - Wa dzanbii zaa-idun kaifah timaali
Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ مُقِرًّابِاالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Ilaahii ‘abdukal ‘aashii ataaka Muqirran bidzdzunuubi wa qad da’aaka
Wahai, Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepada-Mu
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأنْتَ لِذاك أَهْلٌ وَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُوْ سِوَاك
Fa in taghfir fa anta lidzaaka ahlun Fa in tathrud faman narjuu siwaaka
Maka jika Engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni, Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?

 Syair: Abu nawas  
sumber : Cak Nun, Cak Fuad dan Kiai Kanjeng 

Comments

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Tawa Terakhir Joko Pinurbo Oleh: Hengky Dj

Sabtu sore waktu surabaya, maghrib mengambang diatas gedung sekolah dasar Klampis Ngasem 1, berisiknya suara kendaraan, lalu lalang membuat jalanan harus lebih dipenuhi dengan kesabaran. Melepas lelah dengan secangkir teh panas dan lantunan   musik Bosonova adalah cara laki-laki seperti kami mengusir segala keletihan yang membombardir tubuh. Pesan singkat dari Andri Kurniawan seorang guru sejarah yang gila akan sastra, membawa pesan duka bahwa Joko Pinurbo telah pulang dan selesai dengan puisinya. Iya… Untuk selamanya!. Kabar sedih teruntuk sastra Indonesia. Joko Pinurbo, si penyair dengan kreativitas melampaui batas, telah menghembuskan napas terakhirnya setelah melawan penyakit yang tak kalah kerasnya dari kepalanya yang selalu dipenuhi kata-kata indah. Ketika berita wafatnya Joko Pinurbo mencuat, dunia sastra Indonesia seakan kehilangan bintangnya yang selalu mampu membuat kata-kata berdansa seperti orang kesetanan di atas kertas kosong. Para penggemar sastra yang biasanya ten...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...