Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Negeri Penyihir

Segala coretan yang mulai kehilangan makna,menjadi saksi atas turunya air mata di negeri yang besar ini.aku mencoba berteriak sekuat mungkin agar kau menoleh kebelakang,melihat kami yang tertatih,merangkak,mengemis dan menangis, tapi aku hanya mendapat lambaian tangan seolah semua ini akan baik baik saja. menjadi pilu dan tabu ketika keadilan menjadi barang guyonan. sisi yang mana hitam dan putih semakin tak ada bedanya. ketika situa menjadi saksi akan kehancuran sebuah warisan dan peradaban   hai...aku memanggilmu dalam bisu kegelapan,di lorong kecil tepian sungai dan sampah disinilah aku berlindung dari negerinya para penyihir. adakah pahlawan idaman dan bukan hanya sekedar impian. mataku semakin senja,tak hanya kulitku yang keriput tapi negeri dimana aku dibesarkan juga. aku hanya ingin melihat pelangi saat senja akan tenggelam seandainya saat aku masih menjadi mentari dan aku punya sedikit keberanian. semua telah berlalu dan kini hanya tinggal suara kecil mendayu dalam rinti...

Kisah Kucing Jalanan

Dalam pekat malam tangisan dan jerit membumbung   mengisi dalam tiap gang-gang kecil di negeriku para kucing hitam dan anaknya mengais tulang-tulang pada   tong sampah dipingiran jalanan langit negeri tak kuasa membendung air mata bercampur bersama isap tangis kucing jalanan. tak ada rumah dan  makan untuk mereka karena keserakahan dan kekuasan sang singa raja tak merasa dan membuka mata ia telan daging dn tulangnya tanpa memperhatikan memperdulikan dan menyisahkan untuk mereka Dalam hutan rimba siapa yg berkuasa pasti jadi juara tak adil sungguh tak adil bagimana singa bisa melihat sedangkan ia sibuk dengan tidur dan kemalasannya. daun daun mereka makan tubuh kurus kering, meronta sepanjang jalanan harapan dan harapan yg selalu mereka nantikan tangis langit bercampur gemuruh petir menyentak dan menakutkan para kucing berteduh di kolom kolom jembatan  mereka ketakutan Negeri yang kehilangan cita rasa dan makna Benalu - benalu y...

Penjelajah Udara

Ketika sang kuasa telah berkehendak pada sang petualang udara kala ujian menyisahkan duka lara. Pada hamparan lautan yang menjadikan kanvas cerita. Burung besi terbang tinggi dan turun kembali tuhan telah rindu dan ingin memanggil untuk kembali kesisinya lagi. Kehilangan yang berpadu derai air mata Saudaraku kuatkan hati, karena mereka telah pulang kesurga. Tingginya langit dan dalamnya lautan tak menghalangi lantunan doa kita. Kini Langit negeri berhujan akan air mata Yakinlah selalu ada hikmah dibalik setiap musibah yang ada. Takdir kehidupan ada pada kehendaknya. Sekuat, secanggih apapun kita ingatlah tak ada yang bisa mengalahkan kuasanya. Mari intropeksi diri terhadap apa yang terjadi Karena sejatinya didunia ini Tak ada yang abadi Lebih berhati - berhati karena maut adalah misteri dan kapanpun bisa terjadi. Sang petualang udara telah pulang dibandhara sang kuasa. Awan,angin gelombang dan lautan pun hanyalah menjadi perantaranya. Hukuman atau ujian? tap...

Gubuk

Aku kembali tersenyum sinis diatas gubuk itu Sambil melihat mentari sore yg tak lama lagi kan segera berlalu. hembusan angin melambai membuat rerumputan dan dedaunan menari meliuk-liuk. sejenak ku coba memejamkan mata dan kembali ku tatap langit sungguh indah.... lalu kusapa perlahan...padamu yang sedang sakit..di gubuk kecil ini lah...aku dan mereka merintih dalam tangis tanpa air mata, kepadamu yag selalu kami banggakan... Apa kabar negeriku???... sudahkah sembuh luka2 keegoisan dalam hukum dan keadilan sudahkah siuman dr tidur yg berkepanjangan.dan tak lupa ku sapa teman karibku  korupsi bagaimna kabarmu ? Aku harap kau tak lagi memiliki kabar. Oh ya tak lupa juga padamu idaman Wahai narkoba apa kabarmu? Aku harap segeralah musnah aku tak ingin melihatmu lagi. Sore itu aku masih duduk terpaku,, Mungkinkah aku masih bisa melihat tanah surga. Atau sekedar menyaksikan Pelangi di usia rumahku yang sudah 70 tahun. Akulah si kecil dengan deri...

ES TEH

Sejenak untuk sesaat sembari menghilangkan dahaga kuminum es teh manis ini semilir angin menyapu mendung diatas ubun-ubunku terdiam lalu ku bisikan pada alam ‘’ada apa dengan negeriku adik-adiku yang masih belum merasakan manisnya madu pendidikan saudaraku yang mampu melihat namun buta dan membutuhkan tongkat tentang apa itu korupsi,pembunuhan,dan keadilan kemudian tangan membawaku menjamah beberapa lembaran kertas Aku baca dan betapa kaget seorang ibu tega membunuh anaknya lembaran itu aku remas sekuat mungkin        seperti aku ingin memukul kebiadabbanya      lalu tak lama barisan bala tentara semut berjejer dengan rapinya hanya karena aku menjatuhkan sebutir gula negeri semut ini sungguh asyik dan manis banyak ingin mendapatkan sebutir gula tapi mereka dapat berjalan dalam baris yang rapi tanpa saling sikut dan pukul bagaimana dengan negeriku,entahlah ! kini Cahaya senja mulai redup betapa cepat perputaran dar...