Adakah hati yang seperti lilin rela hangus terbakar dan sirna
untuk menghindarkan dari kegelapan memberikan kenyamanan serta kebahagian
menekan getaran dihati untuk kebahagian orang lain? benarkah ada hati yang
memiliki kelembutan jiwa, bisa menanggalkan selubung kemanusiaannya dan terbang
menjadi manusia super. Berjiwa dewa berhati malaikat dan bersedia menyerahkan
apa yang ia miliki untuk musuh sekalipun? mampu menekan bahkan mengubur segala
ambisi kecuali ambisi untuk membahagiakan orang lain.
Jika ada manusia seperti itu maka kita perlu berguru mengenai
perasaan cinta kasih yang saat ini sudah menjadi Barang langka dinegeri yang
memiliki budaya adi luhung ini. Atau mungkin jiwa seperti itu, hanya dimiliki
orang yang sedang dibelai desir lembut angin cinta? sehingga dengan cinta, yang
kerap disebut ” Mansion of God “Sabda Tuhan” manusia memiliki kepekaan
jiwa,dan mengangkat dimensi kemanusiaan menjadi sebaik bentuk Insan Kamil
(bukan Medina Kamil) atau manusia sempurna.Manusia selalu ingat tenggang rasa
dengan manusia lain, ikut menangis jika melihat penderitaan orang lain,hanyut
dalam ratapan kesedihan orang-orang yang merana,marah bersama kaum tertindas,
bangkit mengangkat kesaksian bersama kaum kusam,serta tidak ikut
menjarah,mengadili, menilai ,merampas hak dan kebahagiaan orang lain.
Manusia yang
dalam hatinya ada satu partikel bermuatan “Tepo sliro mampu menghadirkan
kesejukan menawarkan kebahagiaan memberikan penghargaan pada manusia lain tanpa
harus memandang perbedaan suku, agama ras dan budaya. Jika memang cinta bisa
menghadirkan jiwa-jiwa yang tercerahkan, menjadikan manusia seperti matahari
yang memberi sinar kepada siapapun maka kita perlu mencari cinta yang sejak
beberapa waktu terakhir nyaris punah dinegeri yang penuh sopan santun ini.
Atau mungkin seorang manusia memang diberi anugerah oleh tuhan untuk
mengurai haqeqat cinta, agar dapat menjadi pelajaran mengabarkan SABDA TUHAN” dalam
hati agar manusia bercermin sesekali menghapus daki-daki dengan pembersih MORAL
dan terkadang memakai bedak ETIKA serta parfum TAULADAN sehingga manusia dapat
berbenah diri dan selalu tampil menyenangkan bagi manusia lain.
Jika memang demikin mengapa tuhan tidak memberi anugerah pada
bangsa beragama ini seorang manusia yang dapat membawa kesejukan memadamkan
bara api dendam dan ambisi tanpa batas? Walaupun kita sering berguru pada
Muhammad SAW tentang ketulusan jiwa, menyimak wejangan kelembutan dari Isa
Almasih, berdiskusi tentang bagaimana menjadi orang bijak pada Sidharta Budha
Gautama, atau sesekali asyik masyuk merasakan mahabbah dengan Jellaludin
Rumi,menghayati kepedihan dan menerbangkan angan-angan dibawah bimbingan Kahlil
Gibran,dan masih banyak tokoh lain, tapi mengapa keakraban kita dengan mereka
tidak pernah berbuah pada tingkah laku berbangsa dan bernegara? mengapa justeru
perilaku kita sangat dekat dengan Machiavelli, Mussolini, Hitler, Dasamuka, Mak
Lampir dan tokoh-tokoh bengis yang lain?
Atau mungkin keindahan dunia dan kebaikan manusia hanya ada
disyair para penyair, diangan-angan kaum pecinta, goresan kuas para pelukis, di
suara merdu bak buluh perindu para penyanyi, dikepusingan para kaum filosof, dalam
rumus-rumus memabukan kaum cerdik pandai? sebab cinta, keindahan dunia, kebaikan
manusia tidak pernah hadir dalam diri kita.
Senantiasa kita melihat amuk dandam,api peperangan,ambisi
tirani,mantra-mantra membius dan memabukkan para diri yang menyebutnya sebagai
manusia yang semua itu tidak indah ,tidak baik dan tidak sesuai dengan haqeqat
cinta.
bahkan Para jenderal perang selalu dengan lantang mengatakan"Atas dasar
cinta tanah air, mari kita bunuh musuh kita "kaum agamawan juga acap kali
mengkhotbahkan "Atas dasar kebaikan dan keluhuran agama, mari kita lawan
kaum pendosa "para politisi berorasi" kita berkewajiban menegakkan
negara dan hukum, karena itu siapapun yang menghalangi jalan kita harus dilibas
dan dihabisi,darah mereka halal".
Bukankah nyawa, keadilan serta nilai para pendosa adalah milik
tuhan? lantas atas seijin siapa manusia boleh menghilangkan, menghakimi
semaunya atas dasar perintah dan kewenangan siapa harapan, kebahagian
dipenggal, tubuh-tubuh terpanggang, kaki dan tangan diamputasi? apakah semua
itu dilakukan untuk cinta,kebaikan dan keluhuran? jika cinta, kebaikan dan
keluhuran berarti kita boleh memenggal kepala dan membakar badan,maka alangkah
baiknya jika tidak ada cinta, tidak ada kebaikan dan keluhuran.
Mengapa harus
kekacauan, penindasan, kekerasan masih terjadi sampai saat ini? manusia yang
sejak semula sudah akrab dengan kekerasan, setan menipu Adam pembunuhan antar
dua putra Adam dan berbagai kekerasan lain yang selalu menyertai perjalanan
kehidupan tanpa kekerasan membayangkan kekuatan cinta yang dapat membuat
manusia berkhayal membayangkan kehidupan membayangkan kekuatan cinta yang dapat
membuat manusia berhati suci seperti malaikat.
Jika agama telah menjadi dogma-dogma maka doa-doa akan
kehilangan makna
jika cinta sudah menjadi rumus-rumus logika, maka kasih
sayang akan terpenjara,
jika agamawan selalu menganggap orang lain kotor, maka
kesucian hanya bahan gurauan,
jika kaum lelaki menganggap kaum wanita adalah tubuh tanpa
rasa maka akal sehat sudah terbekukan dan
jika kaum perempuan menganggap lelaki adalah mesin maka
kelembutan sudah tidak berarti,
jika penguasa menganggap rakyat adalah masa maka hukum akan
selalu diludahi,
jika sesama manusia menilai manusia adalah deretan kepala, maka kebenaran hanyalah fatamorgana,dan
jika kasih sebagai manusia sudah dianggap
barang dagangan,maka dunia sudah berada diujung kehancuran.
Comments
Post a Comment