Balada maret yang tak semanis
es teh yang ku minum, membuat hari-hari seperti mimpi di siang bolong, ia datang
dengan cepat dan berlalu begitu lama, menyeramkan kadang! seperti memasuki
serial film Annabelle atau sama persis menegangkannya pada film Final
Destination.
Boyok yang reok ini seperti
mendemo sepanjang hari, mata yang Bagai pungguk merindukan bulan.
Kapan mari, kapan iso tidur miring, menikmati spotifay bersama magisnya suara
Tulus dengan “Hati hati di jalan nya“ .
tak lupa kopi dan Khong Huang isi
rengginang, menikmatinya di pelataran
teras menyeduh kopi dengan asap mengebul lantas Bibir berucap Jan ayem e urip
iki Gusti.
Aku masih ingat dan mengIlhami benar bagaimana Pesan
ibu: Yang kauperlukan hanya tidur yang cukup, pikiran yang jernih, dan hati
yang pasrah. Pesan hujan: Yang tumpah akan menjadi berkah. Pesan jalan: Yang
jauh akan tertempuh asal kau sabar mengikutiku selangkah demi selangkah”.
Aduhai maret ,, Kau tau aku dapat saja mengatakan, “Yang
Kuperlukan hanya tidur cukup, pikiran jernih, dan hati pasrah.”
Kau sudah melihat murung dan emosiku yang
bercampur dengan gemuruh sepanjang hujan dan badai . Ku berteriak menggumpal
dan menyesakkan , Aku mengingatnya kembali “ Jika hatimu macet parah dan
endasmu mau
pecah, berserahlah pada kelembutan kata yang. Pesan ranjang: Yang dedel-duel dalam
perjalanan akan
disembuhkan oleh tidur yang cantik dan ramah”.
Hai maret kau di ujung dan aku harus berpisah
sementara waktu, aku salamkan ke April” bahwa Kau sangat begitu aduhai.
Comments
Post a Comment