Tahun 2020 telah berlalu dengan meninggalkan PR yang tak kunjung usai dan Januari 2021, menyapa seperti ledakan bom atom, dengan
segudang harapan bahwa tahun ini akan menjadi memori yang manis, dengan
segala harapan dan spirit untuk menjadi lebih baik lagi dan lagi. Namun apa yang terjadi seperti saat kau
menyaksikan film final destination, ya ini mengagetkan.
Kejadian mengejutkan dan menggemparkan terjadi pada awal minggu kedua bulan Januari tahun 2021, yaitu kabar duka dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 jurusan Jakarta – Pontianak yang mengalami kecelakaan. Tepatnya pada jam 14.40 WIB hari Sabtu tanggal 9 Januari 2021, ini merupakan kasus kecelakan penerbangan yang ke sekian kali dan semoga ini menjadi terakhir. Ini mengingatkanku pada novel matinya burung-burung yang ditulis Ronny Agustinus “ seorang penumpang ke pramugari.. "nona, kenapa pesawatnya tidak bergerak lagi?" "perjalanan sudah selesai, pak, kita tidak sampai ke tujuan"
Belum
lama sesak di dada lini massa diramaikan mulai dari covid 19 tak kurun usai,
polemik vaksin yang meruwetakan melebihi pusingnya anak kos di akhir
bulan, disusul bencana alam mulai banjir, tanah longsor. semoga semua
cukup disini di januari yang tak semanis es teh yang aku minum.
Banyak
hikmah dari sebuah musibah, ada banyak pelajaran yang bisa diambil untuk
dijadikan renungan kedepan, bertanya kediri sendiri, merenungi dari setiap
firman tuhan, atau kau masih ingat bagaimana Ebiet g ade menyuruh kita bertanya
pada rumput yang bergoyang?
Yah,
kita masih manusia biasa!. Kita masih menginjak tanah tidak lebih dari itu. Dan
januari masih tak semanis es teh yang aku minum.
Comments
Post a Comment