Ibu kota kembali menyuguhkan
kepilauan di saat ubun-ubunku masih mbeliyeng memikirkan tugas akhir. Mei
menjadi saksi akan pahitnya aksi ibu kota dan membuatku gatal menyaksikan
potret akan aksi demikian. di saat senja mengambang menunggu bedug
maghrib ku pesan Es teh untuk berbuka, sembari jariku berontak menulis paragraf
demi paragraf sebagai luapan bahwa "aku ancen tresno Karo
negoroku".
Untuk siapapun, ibu, bapak dengan dasi dan jas hitam yang membuat
engkau begitu gagah.sore ini menunggu berbuka puasa agak bgtu lama
rasanya.
Oh iyaa bolehkah aku bertanya
benarkah seorang penyair yang memiliki kelembutan jiwa, bisa menanggalkan selubung
kemanusiaannya,dan terbang menjadi manusia super.berjiwa dewa berhati
malaikat,dan bersedia menyerahkan apa yang ia miliki untuk musuh
sekalipun?mampu menekan bahkan mengubur segala ambisi.kecuali ambisi untuk
membahagiakan orang lain.
Jika ada manusia seperti itu.maka kita perlu
berguru mengenai perasaan cinta kasih yang saat ini sudah
menjadi"Barang"langka dinegeri yang memiliki budaya adi luhung ini.
Atau mungkin jiwa penyair,sebenarnya dimiliki semua orang yang sedang dibelai
desir lembut angin cinta? sehingga dengan cinta,yang kerap disebut'Mansion of
God'sabda tuhan,manusia memiliki kepekaan jiwa,dan mengangkat dimensi
kemanusiaan menjadi sebaik bentuk.Insan Kamil(bukan Medina Kamil) lho (prenter
jejak petualang) atau manusia sempurna(kata lagunya Radja).karena selalu
ingat,tenggang rasa denga manusia lain.ikut menangis jika melihat penderitaan
orang lain,hanyut dalam ratapan kesedihan orang-orang yang merana,marah bersama
kaum tertindas,bangkit mengangkat kesaksian bersama kaum kusam,serta tidak ikut
menjarah,memperkosa,merampas harta,kekayaan dan kebahagiaan orang lain.manusia
yang dalam hatinya ada satu partikel bermuatan cinta,mampu menghadirkan
kesejukan,menawarkan kebahagiaan, memberikan penghargaan pada manusia
lain,tanpa harus memandang perbedaan suku,agama ras dan budaya.
Jika memang cinta bisa
menghadirkan jiwa-jiwa yang tercerahkan,menjadikan manusia seperti matahari
yang memberi sinar kepada siapapun,maka kita perlu mencari cinta yang sejak
beberapa waktu terakhir nyaris punah dinegeri yang penuh sopan santun ini. Atau
mungkin seorang penyair memang diberi anugerah oleh tuhan,untuk mengurai
haqeqat cinta,meninggalkan jejak cinta agar dapat menjadi
pelajaran,mengabarkan'SABDA TUHAN'dalam hati agar manusia bercermin ,sesekali
menghapus daki-daki dengan pembersih MORAL,dan terkadang memakai bedak ETIKA
serta parfum TAULADAN,sehingga manusia dapat berbenah diri,dan selalu tampil
menyenangkan bagi manusia lain.
Jika memang demikin,mengapa
tuhan tidak memberi anugerah pada bangsa beragama ini seorang penyair yang
dapat membawa kesejukan,memadamkan bara api dendam dan ambisi tanpa batas? Walaupun
kita sering berguru pada Muhammad SAW tentang ketulusan jiwa,menyimak wejangan
kelembutan dari Isa Almasih,berdiskusi tentang bagaimana menjadi orang bijak
pada Sidharta Budha Gautama,atau sesekali asyik masyuk merasakan mahabbah
dengan Jellaludin Rumi,menghayati kepedihan dan menerbangkan angan-angan
dibawah bimbingan Kahlil Gibran,dan masih banyak tokoh lain,tapi mengapa
keakraban kita dengan mereka tidak pernah berbuah pada tingkah laku berbangsa
dan bernegara?mengapa justeru perilaku kita sangat dekat dengan
Machiavelli,Mussolini,Hitler,Dasamuka,Mak Lampir dan tokoh-tokoh bengis yang
lain? Atau mungkin keindahan dunia dan kebaikan manusia hanya ada disyair para
penyair,diangan-angan kaum pecinta,goresan kuas para pelukis,di suara merdu bak
buluh perindu para penyanyi,dikepusingan para kaum filosof,dalam rumus-rumus
memabukan kaum cerdik pandai?sebab cinta,keindahan dunia,kebaikan manusia tidak
pernah hadir dalam diri kita.senantiasa kita melihat amuk dandam,api
peperangan,ambisi tirani,mantra-mantra membius dan memabukkan para politisi dan
jenderal perang yang semua itu tidak indah,tidak baik dan tidak sesuai dengan
haqeqat cinta.
Para jenderal perang selalu
dengan lantang mengatakan"Atas dasar cinta tanah air,mari kita bunuh musuh
kita"kaum agamawan juga acap kali mengkhotbahkan"Atas dasar kebaikan
dan keluhuran agama,mari kita lawan kaum pendosa"para politisi
berorasi"kita berkewajiban menegakkan negara dan hukum,karena itu siapapun
yang menghalangi jalan kita harus dilibas dan dihabisi,darah mereka
halal".
Bukankah nyawa adalah milik
tuhan?lantas atas seijin siapa manusia boleh menghilangkan nyawa yang diberikan
tuhan?atas dasar perintah dan kewenangan siapa kepala-kepala
dipenggal,tubuh-tubuh terpanggang,kaki dan tangan diamputasi?apakah semua itu
dilakukan untuk cinta,kebaikan dan keluhuran?jika cinta,kebaikan dan keluhuran
berarti kita boleh memenggal kepala dan membakar badan,maka alangkah baiknya
jika tidak ada cinta,tidak ada kebaikan dan keluhuran.
Mengapa harus ada korban rusuh, pertikaian saudara di negeri ini.
Mengapa pohon-pohon dan bangunan megah harus ditumbangkan,dibakar,dihancurkan
hanya demi mempertahankan kekuasaan?
Bisa jadi kita terlalu repot
mendefinisikan tentang cinta,sibuk menghabiskan berlembar-lembar kertas
berliter-liter tinta untuk merangkai keinginan atau dambaan mengenai kehidupan
nan indah,yang kemudian kita simpulkan sendiri sebagai haqeqat cinta dan
keindahan,keluhuran dan kebaikan?manusian yang sejak semula sudah akrab dengan
kekerasan,setan menipu Adam,pembunuhan antar dua putra Adam dan berbagai
kekerasan lain yang selalu menyertai perjalanan kehidupan tanpa
kekerasan,membayangkan kekuatan cinta yang dapat membuat manusia berkhayal
membayangkan kehidupan,membayangkan kekuatan cinta yang dapat membuat manusia
berhati suci seperti malaikat.
Jika agama telah menjadi
dogma-dogma,maka doa-doa akan kehilangan makna,jika cinta sudah menjadi
rumus-rumus logika,maka kasih sayang akan terpenjara,jika agamawan selalu
menganggap orang lain kotor,maka kesucian hanya bahan gurauan,jika kaum lelaki
menganggap kaum wanita adalah tubuh tanpa rasa,maka akal sehat sudah
terbekukan,dan jika kaum perempuan menganggap lelaki adalah mesin,maka
kelembutan sudah tidak berarti,jika penguasa menganggap rakyat adalah masa,maka
hukum akan selalu diludahi,jika kaum politisi menilai manusia adalah deretan
kepala,maka kebenaran hanyalah fatamorgana,dan jika cinta sudah dianggap barang
dagangan,maka dunia sudah berada diujung kehancuran.
Adzan berkumandang untuk daerah Surabaya dan sekitarnya,
kuhentikan jemariku untuk menulis dan kuminum es teh yang tadi telah aku pesan.
" Negeriku tak semanis es teh yang kuminum".
Comments
Post a Comment