Skip to main content

C-19 ( Kita Masih Manusia Biasa)


Sore selepas kepala penat dengan tugas harian dan tumpukan buku, untuk mengusirnya  aku memilih menonton berita di televisi sekadar untuk mendinginkan kepala, topik utama masih tetap dengan corona, corona dan corona lagi, Mbuh wes mumet ruwet, Psbb, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, sampai  ndekem (diam dirumah) sudah dilakukan , tapi melihat keterangan jubir Gugus tugas percepatan Penanganan Covid-19 yang diemban oleh Ahmad Yurianto masih menunjukan angka kenaikan dan jumlah kasus yang terus  bertambah setiap harinya,  kudu piye maneh …?..selain sabar, tetap melaksanakan protocol kesehatan dan berdoa.

Flashback sebentar, mengenai virus corona yang pertama kali ditemukan di wuhan (China), yang kemduian secara cepat menjadi suatu  pandemi yang menghebohkan seluruh negara dan kau tau.? saat itu juga dunia berubah total dengan segala kebiasaan manusianya.  22 oktober saya pernah membuat suatu tweet kurang lebihnya seperti berikut: jika dunia kembali ditata ulang apakah segala bentuk isi dan sifat manusianya akan tetap sama?.  Mungkin kalian bisa  menilai sendiri.

Covid 19, virus itu kini memiliki nama lebih singkat dan nomor  serinya, berbagai pakar , ahli, netizen, dan percocotan lambe turah selalu mendikusikannya, sampai heboh munculnya teori konspirasi? Edan..opo maneh iki. Lepas dari itu pandemi ini telah menjadi masalah serius setiap negara,  berapa anggaran yang sudah dikeluarkan hanya untuk virus ini., berapa banyak orang yang kehilangan pekerjaan?, berapa banyak seniman yang kehilangan jobnya,  berapa banyak orang yang membatalkan pernikahanya ? dan masih banyak lagi, virus ini juga tidak pilih kasih ia menebas siapa saja dari kalangan pejabat, orang tua, dewasa dan anak-anak, walau masih ada segelintir orang yang masih tidak mempercayai virus ini ada? Wes bah ojo diurusi saran gratis dari gue…

Sederhana sekali sebelum saya menutup celotehan  singkat saya yang  tak ada manfaatnya ini. Hikmah apa yang peroleh dari semua ini? Bukankan ini menunjukan betapa rapuh dan lemahnya manusia, yang kadang selalu berkoar atas nama kesombongan. Mengutip puisi Kiai Haji Mustofa Bisri atau sering disapa Gus Mus

Selamat Pagi ::

 selamat pagi burung-burung yang ramah
selamat pagi dunia yang lelah
selamat pagi manusia 
yang kalah.
sudah cukupkah kalian 
istirahat melepas lelah
setelah sekian lama 
terbang berputar-putar 
tak tentu arah
sudah cukupkah kalian merenungkan hakikat diri
dan tujuan hidup kalian
atau masih saja ada
yang ingin kalian tuntaskan
untuk apa?

Kini Pemerintah telah menyuarakan “New Normal”, adaptasi kebiasaan baru, dengan menjalankan segala aktivitas dengan protokol kesehatan, sekadar dari itu cobalah sedikit memahami bahwa diri kita  masih manusia biasa.

Semoga pandemi ini segera usai, ini akan menjadi catatan sejarah buat kita semua, bahwa kita generasi yang pernah menghadapi suatu wabah yang mengerikan,  aku tunggu kesempatan ngopi bareng rekk ,,saat dunia telah sembuh nantinya.

 


Comments

Popular posts from this blog

Magis NoveL Sang Penyair Karya Mustafa Lutfi Al-Manfaluti

Novel Sang Penyair karya Mustafa Lutfi el-Manfaluti,  Sebuah novel yang amat biasa ketika pertama kali aku menemukan di pojok rak Perpustakaan SMA dulu,  sampul sederhana hanya gambar orang eropa dengan judul sekadarnya saja" simple sekali, fikirku saat itu , dan belum tentu novel  ini bakal menyajikan balada yang membius pembacanya. Novel dengan tebal315 halaman  aku bawa pulang kerumah dan membacanya  per halaman  saking tebalnya novel itu7 hampir tuntas tiga minggu lebih, dan ada sesuatu yang menarik kutemukan. kau bisa membaca dan menyelami sambil menikmati secangkir kopi.    Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ...

Tawa Terakhir Joko Pinurbo Oleh: Hengky Dj

Sabtu sore waktu surabaya, maghrib mengambang diatas gedung sekolah dasar Klampis Ngasem 1, berisiknya suara kendaraan, lalu lalang membuat jalanan harus lebih dipenuhi dengan kesabaran. Melepas lelah dengan secangkir teh panas dan lantunan   musik Bosonova adalah cara laki-laki seperti kami mengusir segala keletihan yang membombardir tubuh. Pesan singkat dari Andri Kurniawan seorang guru sejarah yang gila akan sastra, membawa pesan duka bahwa Joko Pinurbo telah pulang dan selesai dengan puisinya. Iya… Untuk selamanya!. Kabar sedih teruntuk sastra Indonesia. Joko Pinurbo, si penyair dengan kreativitas melampaui batas, telah menghembuskan napas terakhirnya setelah melawan penyakit yang tak kalah kerasnya dari kepalanya yang selalu dipenuhi kata-kata indah. Ketika berita wafatnya Joko Pinurbo mencuat, dunia sastra Indonesia seakan kehilangan bintangnya yang selalu mampu membuat kata-kata berdansa seperti orang kesetanan di atas kertas kosong. Para penggemar sastra yang biasanya ten...

Diskon Keadilan: 6,5 Tahun

Panggung keadilan negeri ini kembali menyuguhkan drama yang lebih mengguncang daripada sinetron prime time. Kali ini, Harvey Moeis, seorang pengusaha sekaligus suami dari artis ternama Sandra Dewi, sukses mendapatkan "promo akhir tahun" berupa hukuman hanya 6,5 tahun penjara atas dugaan korupsi dana sebesar 300 triliun rupiah . Sebuah angka yang cukup untuk menutupi defisit APBN, tapi malah menjadi tiket emas untuk "liburan berfasilitas eksklusif." Bayangkan, dana sebesar itu bisa membangun puluhan rumah sakit, ribuan sekolah, atau bahkan menggaji ribuan guru honorer hingga tuntas. Tapi sayangnya, rakyat kecil hanya bisa gigit jari, sementara sang pelaku menikmati hasil jerih payah "dana abadi" rakyat. Adakah yang lebih ironis dari ini? 1.        Keadilan ala Negeri Dongeng Seperti di negeri dongeng, keadilan di negara ini terasa seperti cerita fiksi. Untuk mereka yang punya nama besar dan hubungan erat, hukum menjadi elastis—mudah dilenturkan. Band...